LANTIK DI SELO RINGGIT ~ SCOUTNEMA

LANTIK DI SELO RINGGIT

22.. 23.. 24.. 25... suara yang tiba-tiba ku dengar disela tidurku malam ini. Tak sempat memikirkan siapa yang berteriak sekencang itu, aku langsung berlari terbirit-birit ke sumber suara, ya tentu saja dengan nyawa yang masih belum menempati raganya. Ish ! kenapa aku terlalu terlelap malam ini sampai tak mendengar bunyi megaphone yang pastinya sudah terjadi sekitar beberapa menit yang lalu dan kenapa yang terdengar sudah pada hitungan ke 20 ke atas, jengkelku dalam hati.
Saat semua sudah berbaris, aku dan kawan-kawan tidak tau alasan kenapa dipanggil satu persatu dengan nada yang cepat pula, intinya aku dan kawan-kawan disini hanya mematuhi peraturan atau perkataan yang diucap oleh kakak kelas 12 atau pembinaku. Setelah beberapa anak sudah dipanggili lini giliran aku, dan aku terpilih menjadi anggota kelompok nomor 5. Setelah terbagi dengan siapa saja aku akan berkelompok, kami memilih salah satu dari kami untuk menjadi ketua kelompok, dan yang terpilih menjadi ketua untuk misi yang masih dalam posisi rahasia ini adalah Kak Aini. Setelah terbagi, kami semua disuruh mencari kompas yang sudah disembunyikan di daerah yang sudah ditentukan, walaupun kami telat menemukan kompas untuk keompokku tapi akhirnya ketemu juga. Setelah itu, untuk semua ketua kelompok dipanggil dan berkumpul untuk mendapatkan peta yang menunjukkan tempat amplop tanda jabatan per kelompok. Setelah mendapatkan peta tersebut, ketua kelompokku menunjukkannya kepada semua anggotanya agar kami bisa saling bekerja sama untuk memecahkan teka-teki dimana keberadaan sesuatu yang kami cari tersebut.
Dan peluit pun berbunyi, tanda untuk melakukan pencarian di mulai. Kak Nabila yang memegang kompas bergegas membidik sesuai arah yang ditentukan di peta, setelah menemukan lokasinya kami mulai menyusuri jalan-jalan yang ada disekitar lokasi ditunjukkan di peta, membuka mata lebih lebar agar lebih teliti namun tetap berhati-hati. Setelah beberapa menit, kami mendapatkan informasi bahwa satu per satu kelompok lain telah menemukan amplop kelompok mereka, dan sekarang aku sadar misi ini yaitu mencari amplop yang berisi tanda jabatan kelompok kami. Tapi kenapa kelompokku dan satu kelompok lain belum juga menemukannya, padahal kami telah menyusuri jalan yang telah ditentukan berkali-kali. Dan akhirnya waktu pencarian telah selesai, kelompokku dan satu kelompok lain masih belum menemukannya. Akhirnya kami diberi kesempatan waktu lagi untuk melakukan pencarian. Namun, sampai waktu yang telah ditentukan selesai kami lagi-lagi belum menemukan, akhirnya diberi kesempatan waktu lagi, dan itu berlangsung sampai 2 kali kesempatan. Dan akhirnya pada kesempatan yang terakhir, kelompokku bisa menemukan amplop yang kami cari-cari dari tadi. Namun satu kelompok temanku masih belum bisa menemukan, dan akhirnya kami semua ikut membantu untuk mencari amplop kelompok tersebut. Setelah beberapa menit mencari, akhirnya amplop kelompok tersebut dapat ditemukan. Alhamdulillah
Setelah kegiatan tersebut, aku dan kawan-kawanku melakukan sholat Subuh berjama’ah di sebuah Masjid yang terletak di depan rumah Pak Wagisan. Setelah selesai, aku dan kawan-kawanku kembali ke tempat perkemahan.
Setibanya di tempat perkemahan, kami beres-beres tenda dan merapikannya. Setelah itu kami makan bersama-sama. Kemudian kami bersiap untuk turun gunung dengan membawa barang bawaannya masing-masing dan membawa bendera wosem, dan setelah siap kami turun gunung ke rumah Pak Wagisan.
Cerah semburat menyinari barisan para pemimpi SCOUTNEMA di pelataran Pak Wagisan. Bersiap mengucap Sandi Ambalam untuk menyemangati jiwa dan pikiran. “SANDI AMBALAN”, ucap Kak Zainul. “Gajah Muda dan Tribuana Tungga Dewi. Tegak niat tebalkan semangat satu jiwa, satu rasa, satu raga bersama. Beratap asa berantai swadaya. Tanamkan dalam hati jiwa kebersamaan. Hai pemuda, janganlah engkau berpayung sendu, hapus warna kelabu, kejar mataharimu. Matahari hidup dan terang bercahaya. Ikat mataharimu dengan simpul-simpul kelabu. Jaya jayalah pramuka kita terpimpin Gajah Mada, tersokong Tribuna. Berbekal ruang tekad satu tujuan beribu harapan. Hidup tak dihormati atau mati tanpa arti”, ucapku dan kawan-kawan sambil memejamkan mata dengan kesungguhan hati.
Aku barisan terakhir dengan Kak Riska. Langkah demi langkah selalu ku sisipkan doa agar Engkau selalu melindungi kami dari awal hingga akhir. Amin Ya Rabb. Di perjalanan pertama kami berada jalan di bebatuan, kedua  jadi jalan yang miring, baru kali ini aku benar-benar mepet dengan jurang. Pengalaman yang tak terlupakan guys.
Kemudian kami jalan terus, naik turun bukit, kanan kiri jurang. Loncat sana loncat sini. Jadi disini itu benar-benar harus hati-hati. Disaat ngelakuin mendaki kayak gini. Kita harus berdoa kemudian yakin, dan yang terakhir berpikir positif. Kenapa harus berpikir positif? Karena jika kita berpikir negatif kita jadi tidak fokus dijalan dan malah mikir yang enggak-enggak. Dan bisa jadi kita tidak kuat untuk melakukan pendakian tersebut karena terlalu takut. Takut sih boleh tapi yang tidak boleh itu memperlihatkan ketakutan kita kepada orang lain, kenapa tidak boleh? karena dalam materi Mental Survival, jika kita memperlihatkan ketakutan kita kepada orang lain, mental orang lain tersebut menjadi turun. Jadi jika kita mulai takut, sibukkan diri kita agar lupa pada rasa takut tersebut. (Sekedar tips dari meteri yang pernah aku dapat).
Kemudian waktu aku udah nyampek diatas, aku cuma bisa bilang Masyaallah.. ini lukisan apa beneran?. Sungguh besar kuasa-Mu Ya Allah. Itu sangat menakjubkan karena baru pertama kali ini aku mendaki dan alhamdulillah bisa nyampek disini. Bentuk perjuangan guys.. Kemudian aku berjalan lagi dan berakhir di  daerah yang cukup luas untuk duduk bersama-sama.
Kemudian aku dan kawan-kawanku istirahat dan menunggu keputusan dimana tempat pelatikannya.
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, semua berbaris dan beberapa kawanku ada yang memegang bendera merah putih, sedangkan yang tidak kebagian memegang bendera merah putih akan memegang hasduk masing-masing.
Aku berada disamping karena tempatnya tidak cukup bila aku juga memegang bendera merah putih. “TRI SATYA. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. Menolong sesama hidup  dan iku serta membangun masyarakat. Menepti Dashadharma”, janjiku serentak dengan kawan-kawanku. Dan Masyaallah didepanku ada elang guys. Inginku memberitahu kawan-kawan tapi apa daya, acara ini memang benar-benar sakral. Ucapku kagum dalam hati, karena baru pertama kali ini aku melihat elang sesungguhya dan terbang dari atas menuju ke bawah, seakan menjadi saksi janjiku dan kawan-kawan. Sungguh besar kuasa-Mu Ya Rabb.. “SURAT KEPUTUSAN...” dibacakan oleh kak Devin selaku salah satu pembina. Deg-degan karena ini tandanya inti dari pelantikan ini.
Setelah selesai acara Lantik tersebut, aku dan kawan-kawan kelas 10 dan 11 kembali turun melawati kakak-kakak kelas 12 yang sedang bernyanyi mengiringi perjalanan, suasana itu benar-benar terharu. “Bukan bermaksud akan meninggalkanmu dek, tapi kini sudah kewajiban kami menyerahkan program ini kepada kalian. SCOUTNEMA harus tetap berjaya.” Mungkin kalimat itu yang rasanya ingin diutarakan kepadaku dan kawan-kawan yang lain, tapi tak sanggup dan akhirnya mereka menangis.
Duh,  jangan nangis kakak, aku nanti ikut nangis lohh ya..udah nyesek nih aku, ucapku di hati yang tak berani menatap satu persatu wajah mereka. Ada yang lucu nih guys, disaat yang haru biru kayak gini ada aja yang masih jatuh misal aku, tapi kalau aku nggak sampai jatuh duduk di bawah, aku cuma kepleset dikit hehehe, eh tapi kalau temenku ini sampai jatuh duduk di bawah loh guys, jadi ngebuat temen-temen ketawa.
Akhirnya, kami semua kembali ke rumah Pak Wagisan, setelah sampai di rumah Pak Wagisan kami bersih diri, sholat, makan. Setelah selesai semuanya, kami gotong toyong memasukkan barang-barang ke dalam mobil bak yang sudah disediakan. Setelah selesai, kami mengikuti acara santai yaitu sharing bersama temannya Kak Teguh (pembinaku juga) tentang keadaan alam. Selang beberapa menit mobil jemputan datang. Alhamdulillah..
Sekian.
Pelajaran yang bisa didapat dari pendakian kali ini yaitu BE POSITIF THINKING AND ALWAYS PRAY IN EACH OUR ACTION

Oleh INNA NUR AINI

PRASWIRA

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

 
biz.