June 2017 ~ SCOUTNEMA

276 hari

Apakah kalian ingat? Tepat 276 hari yang lalu, kita sempat mengucapkan sebuah komitmen diatas tebing yang curam. Disaksikan oleh matahari, angin, pepohonan dan rerumputan. Mengucapkan sebuah komitmen pada diri kita sendiri, bahwa akan ada amanah yang siap tidak siap harus kita emban. Entah kita saling berucap dengan kata hati atau hanya untuk mendapatkan pujian semata. Yang kita tau, ada ketakutan dan keraguan disana. Dan hanya kita yang bisa membuktikan apakah semua itu akan terjadi atau tidak. Maka pada hari ke 276 ini apakah kita masih merasakan ketakutan dan keraguan yang sama? Lalu apakah kita sudah membuktikannya? Atau mungkin dengan sadar kita lebih memilih berjalan masing-masing dan mulai menjauhinya? Jika kita disanjung karena sehebat ombak lautan, maka sejatinya kita hanya sebuah sungai yang tenang.

By riski.salamah

Sajak sebuah bilik

aku rindu tempat ini
dari bilik penuh arti
yang memberiku hari
dan berani
Atau perih, mungkin juga kasih

aku rindu tempat ini
tempat yang memberi,
dan menerima hati
penuh misteri
penuh filosofi

aku rindu tempat ini
yang pengap dan sendiri
yang gelap dan sepi
yang hidup dan harga diri

aku rindu tempat ini, kawan
bahwa aku seorang manusia
memikul dasadharma
Menjunjung trisatya
bahwa aku seorang pramuka

aku rindu, pramuka

tempat ini menjadi saksi
bahwa aku, dilahirkan tanpa rahim
tanpa yang mendaging,
keringat dingin dan darah kemarin,
Tangis di pipi dan wajah yang berseri
hanya itu yang kutahu.

Aku rindu tempat ini
Aku rindu menjadi pramuka

12/06/2017
Puisi Fauzan Panjaitan

Untukmu


Terkadang kita benci dengan susah dan lelahnya berproses dalam sebuah kompetisi, bahkan waktu dan hak seorang remaja pada umumnya praktis tidak kita lakukan. Benar-benar total atas harta dan amanah yang melekat pada diri kita....
Terkadang kita bosan tiap hari bertemu dengan orang yang sama, berharap ada hal baru yang bisa kita temui.....
Tapi..... Bukankah saat tua nanti kita butuh cerita unik sederhana untuk anak cucu kita, mempertanggungjawabkan atas waktu muda yang telah dialami kepada anak cucu, berharap ia mampu menjadi pahlawan kebaikan yang terus mengambil pelajaran berharga dari hidup kita.....
Atau mungkin delapan sepuluh tahun kedepan kita akan rindu dengan benci dan bosannya masa SMA dulu, rindu hangatnya ruangan yang selalu kita duduki, pakaian coklat berhasduk yang praktis lengket di badan karena keringat, dan nasihat kak pembina yang selalu ada saat kita butuh, butuh untuk membuat hati kita kuat menghadapi rintangan.....
Serius kawan, aku akan jadi orang pertama mengucapkan kata rindu pada teman2 bahkan sebelum berpisah. Terimakasih atas setiap jenuh dan lelahnya selama ini, jangan berhenti melakukan kebaikan kawan karena negara ini butuh kita. Saat jatuh ingatlah bagaimana indahnya proses kita dulu, karena itu akan menguatkanmu. Saat senggang waktu sujudkan badan lemah ini kepada Tuhan agar kita dipertemukan kembali di tempat yang selalu kita harapkan. Aku rindu......rindu.......


by Akhul

SETITIK PENGALAMAN

Cahaya terik mentari yang panas menyelimuti perjalanan kami menuju bumi perkemahan Wonosalam. Terbesit rasa senang dalam diri ini untuk memulai petualangan yang mungkin menjadi kenangan terindah dalam hidup ini. Perjalanan kami menuju wonosalam cukup memakan waktu dua jam. Sesampainya kami di rumah warga lebih tepatnya, rumah Pak Wagisan. Kami beristirahat sejenak melepas penat sambil menunggu anggota kami yang belum lengkap. Setelah dirasa anggota kami sudah lengkap, kami berangkat menuju bukit, tempat dimana perkemahan akan dilaksanakan. Kami mendaki sambil membawa tas karier yang penuh dengan keperluan kami, cukup menguras tenaga kami. Sesampainya kita diatas bukit, sejenak kami meletakkan tas itu dan duduk sambil memandang lepas pemandangan yang tak pernah kami lihat sebelumnya. Kemudian salah satu dari senior kami, menyuruh kami membangun tenda untuk tempat istirahat kami nanti malam. Kami melaksanakan perintah itu.
“ siap! “ kata kami serempak.
Lalu kami mulai mendirikan tenda kami masing-masing. Kami terbagi menjadi beberapa kelompok yang satu kelompok terdiri dari empat orang. Kami bekerja sama dalam membangun tenda sambil angin terus menerpa wajah kami yang penuh keringat. Kami lakukan ini dengan suka cita dan hasilnya cukup membuat kami bangga. Ya , tenda kami telah berdiri semua. Setelah kami mendirikan tenda, kami menuruni bukit menuju mushola di dekat rumah warga untuk menunaikan ibadah yaitu sholat ashar. Kami sesekali bersenandung dan bergurau di perjalanan sambil melihat pemandangan yang memanjakan mata kami. Beberapa menit kemudian, kami telah sampai di mushola. Kami melakukan ibadah sholat secara berjamaah. Setelah sholat, kami menaiki bukit lagi menuju bumi perkemahan. Sesampainya kami disana, kami membenahi barang bawaan kami dan tenda kami agar lebih rapi dan nyaman. Peluit panjang melengking menandakan kami harus berkumpul tepat didepan orang yang meniup peluit itu. Ada dari salah satu kelompok lain yang datangnya terlambat, maka waktu yang terlambat itu masuk ke dalam hutang kami dan kami harus membayarnya nanti.
“ sekarang, kalian buat jadwal memasak untuk nanti malam, besok pagi, dan besok siang. paham ? ” Tanya salah satu senior kami.
“ siap, paham.” Ucap kami serempak dan lantang.
Kemudian kami berfikir cukup lama dan mendapatkan hasil dari diskusi kami.
“ kelompok 1 putra dengan kelompok 1 dan 2 putri untuk malam nanti, kelompok 2 putra dengan kelompok 3 dan 4 putri untuk besok pagi sedangkan kelompok 3 putra dengan kelompok 5 dan 6 putri untuk besok siang. Apakah semua setuju ? “ Tukas kakak senior kami kelas 11.
“ setuju.” Jawab kami, mengiyakan pendapat tersebut.
Dirasa sudah cukup kami berdiskusi, kami melapor pada panitia acara tentang jadwal yang memasak nanti malam dan besok. Tidak terasa, ternyata diskusi kami tadi memakan waktu. Adzan magrib yang dikumandangkan warga menggema  dan memecah kesunyian malam diantara pohon-pohon yang rindang dan suara jangkrik yang mulai bersahutan. Kami diberi waktu untuk sholat magrib namun tidak di mushola, akan tetapi kami akan melaksanakan sholat magrib dengan mengelar matras kami untuk tidur sebagai alas kami untuk sholat. Setelah sholat dilanjutkan dengan kultum yang diberikan oleh salah satu senior dari kelas 11. Beberapa menit kemudian kultum telah selesai, kami diberi waktu untuk membaca al-qur’an sampai menjelang sholat isya’. Kami pun mulai mengumandangkan ayat-ayat suci al-qur’an dengan bersamaan di bawah terangnya rembulan sebagai salah satu sumber pencahayaan kami dan bintang yang bergemerlapan di langit yang hitam.
Setelah membaca al-qur’an tiba saatnya kami melakukan sholat isya’. Kami melakukan sholat isya’ secara bersamaan, sama seperti sholat magrib. Selesai kami melaksanakan sholat, kami membersihkan area sholat kami dan kembali ke tenda masing-masing. Baru kami masuk, peluit terdengar kembali. Maka kami berkumpul kembali dengan barisan yang lurus dan rapi namun tetap mengunakan metode satuan terpisah yaitu memisahkan barisan putri dan putra. Kemudian disitu kami membentuk lingkaran besar mengitari tumpukan kayu yang akan dibakar atau istilahnya api unggun.
“ melingkar dan tidak ada yang saling membelakangi “ tukas salah satu panitia.
Kami disitu diisi oleh pemateri-pemateri yang dating dari jauh hanya untuk memberikan ilmu mereka kepada kami. Kami pun sangat senang atas perhatian dan kunjungan mereka diisini selain menambah teman juga dapat menambah wawasan. Pemateri itu membahas tentang tata cara packing dengan tas karier dan juga ada pemateri yang membahas tentang survive atau bertahan hidup.
“ survivel adalah seni bertahan hidup pada saat keadaan  yang tidak memungkinkan.” Ucap pemateri tersebut.
Satu persatu dari kami mulai bertanya tentang kata-kata yang asing kami dengar. Tidak terasa ternyata materi tadi memkan waktu yang cukup lama dan satu per satu ada yang tertidur namun sekilas dan bangun lagi. Setelah selesai materi, kami melakukan sholat malam di mushola. Jadi, kami harus turun lagi dari bukit untuk sampai di mushola. Beberapa menit kemudian kami telah sampai di mushola.
“ silahkan kalian sholat malam bagi yang tadi sudah tertidur sekilas. “ ucap salah satu panitia yang mengantar kami ke mushola.
“ siap. “ jawab kami serempak.
Setelah itu kami melakukan sholat malam di mushola secara berjamaah. Selesai sholat kami kembali menaiki bukit untuk kembali ke bumi perkemahan. Sesampainya kami disana, kami di suruh untuk tidur, mengisi tenaga kami untuk kegiatan besok. Akan tetapi kami harus siap sedia apabila peluit berbunyi.
“ kalian boleh tidur sekarang, akan tetapi ketika peluit berbunyi maka kalian harus berbaris dengan rapi. Mengerti ? “ Tanya salah satu panitia di depan kami.
“ siap. Mengerti.” Jawab kami.
“ sekarang waktunya tidur” tukas salah satu panitia.
“ siap “ jawab kami lagi.
Akhirnya kami tidur untuk mengisi tenaga kami. Kami tidur diiring suara sahutan jangkrik dan di dalam tenda kita harus berbagi tempat dengan teman satu kelompok. Sungguh tercipta rasa kebersamaan yang kuat diantara kami. Itulah cara kami menjalin hubungan kebersamaan antar anggota pramuka. Baru beberapa jam kami tidur, tepatnya jam 3 dini hari. Peluit panjang berbunyi membangun kami dari tidur dan mimpi kami. Kami bangun dengan tergesa-gesa dan baris di  depan orang yang meniup peluit.
“ kalian saya bangunkan untuk memenuhi tugas. Tugas kalian mencari kompas dan tanda jabatan yang sudah kita taruh di semak-semak. Pertama kalian cari kompas dulu disana . “ ucap salah satu panitia sambil menunjuk tempat kompas disembunyikan.
“ siap “ jawab kami.
Lalu kami mencari kompas di semak-semak menggunakan senter sebagai pencahayaan. Setelah selesai setiap kelompok mendapatkan kompas, kami melapor pada panitia kami.
“ siap. Kami telah menemukan kompas.” Ucap perwakilan dari kami.
“ kedua. ini ada peta ditangan saya. Saya akan bagikan. Lalu kalian cermati apa yang ada di dalam peta  ini untuk mendapatkan tanda jabatan kalian. “ ucap panitia.
“ siap “ jawab kami.
Setelah itu kami mendapat peta masing-masing kelompok dan mulai mencari di semak-semak. Pertama kami mengukur meggunakan kompas lalu berjalan dan hasilnya masih nihil atau tidak ada. Kami mencoba berkali-kali dan akhirnya satu per satu dari kelompok lain mendapatkan tanda jabatannya. Cukup lama memakan waktu mencari. sirine berbunyi menandakan kalau kami harus berkumpul.
“ apakah semua telah menemukan tanda jabatannya ?” Tanya panitia.
“siap belum.” Jawab kami bersamaaan.
“ saya beri waktu lagi untuk mencari. Kelompok lain yang sudah ketemu, bantu temannya.” Tukas panitia yang membawa sirine.
“ siap “ jawab kami.
Kami membantu satu sama lain agar semua mendapatkan tanda jabatan. Sudah mencari cukup lama, akhirnya semua ketemu. Tepat setelah ditemukan, sirine berbunyi. Kami harus berkumpul.
“ apakah sudah ketemu semua ?” ucap panitia tegas.
“ siap sudah “ jawab kami dengan suara lantang.
Tepat panitia bersuara, terdengar adzan subuh berkumandang.
“ sekarang sudah subuh, silahkan ambil alat sholat dan segera turun ke mushola. “ kata salah satu panitia.
“ siap “ jawab kami lagi dengan suara yang agak pelan menghormati suara adzan.
Segera kami mengambil alat sholat dan turun didampingi dengan beberapa panitia. Setelah sampai kami sholat bersama. Selesai sholat kami naik lagi untuk menuju bumi perkemahan. Sesampainya di bumi perkemahan, kami disuruh membongkar tenda dan memasukkan barang-barang ke dalam tas karier kami. Maka kami lakukan yang diperintahkan. Setelah dirasa cukup bersih tempat yang kami gunakan untuk tidur dan memasak, kami berbaris berbanjar satu-satu menuruni bukit dan meninggalkan bumi perkemahan. Kami berhenti tepat di rumah Pak Wagisan. Disitu kami menitipkan semua barang bawaan kami.
“ kalian cukup membawa minum untuk persediaan air di jalan saat jelajah nanti “ tukas panitia yang memimpin didepan.
“ siap “ jawab kami.
Akhirnya kami hanya membawa air minum dan berjalan menuju tempat untuk jelajah. Sesampainya kami di tempat tersebut kita terus berjalan karena tujuan kami adalah mendaki bukit. Bukit yang terjal dan curam harus kami taklukkan. Ya membutuhkan banyak waktu untuk sampai disana. Sesekali angin membelai lembut hijab yang kami kenakan dan beberapa kali kami meminta istirahat. Beberapa jam kemudian, kami telah sampai diatas bukit dengan disuguhi pemandangan indah nan permai. Dengan dibawah bukit suara gemercik air mengalir dan diatas. awan mulai berkejaran.
“ saat kalian mendaki, kalian akan terasa dekat. Ya, dekat hanya ada kalian dan tuhan. “ tutur Pembina kami.
“ kalian rasakan pemandangan Indonesia tercinta ini. Ini surga kita yang tak pernah habis dimakan waktu dan kalian harus menjaganya. Itu sudah menjadi tugas kalian. Sudah terletak di pundak kalian sejak kecil dan tinggal kalian laksanakan tugas itu sekarang sebagai generasi bangsa. “ tambahnya.
Disitu kami merasakan betapa beratnya tugas kami tapi, kami yakin untuk itu kami dilahirkan di tanah tercinta ini. Meneruskan warisan budaya dan kekayaan alam yang melimpah ruah untuk kami lestarikan dan kami olah dengan bijak, sebagaimana para pahlawan menghargai bangsanya dengan segenap nyawa mereka. Diatas bukit ini juga menjadi saksi, kami dilantik menjadi pengurus pramuka periode 2016/2017 di Scoutnema, Pangakalan SMAN MOJOAGUNG. Sambil kami membawa bendera merah putih dan meletakkan hasduk kami tepat di jantung kami, kami mengucapkan sandi ambalan, sebagai simbol kekuatan anak scoutnema. Selesai acara pelantikan dan memanjakan mata kami cukup lama, kami turun untuk kembali lagi ke rumah Pak Wagisan. Berjalan menuruni tebing yang curam dan terjal, sesekali kami besenandung ria dan bersenda gurau.
Beberapa jam kemudian kami sampai di rumah Pak Wagisan. Disitu kami makan siang dan ada yang sholat dhuhur. Selesai makan dan sholat, kami mebersihkan area kami untuk makan agar tetap bersih. Beberapa menit kemudian mobil yang menjemput kami datang. Kami memasukkan semua barang bawaan ke mobil pickup dan kami naik  mobil elep.
Didalam benak kami, tersimpan memori-memori yang berharga dalam hidup kami. Tentang arti persahabatan, kebersamaan, dan semangat di dalam hati kami. Itu yang kami rasakan selama dua hari disana. Bagaimana susahnya mengapai mimpi diatas sana dengan susah payah dan keringat yang membanjiri tubuh kami, namun semua itu digantikan oleh pemandangan yang luar biasa indah didepan mata kami. Nyata bukan mimpi dari bunga tidur. Itulah mendaki sesungguhnya. Kami semua bangga menjadi anak Indonesia, dengan segala kelebihan dan kekurangan Indonesia, akan kami jadikan tolak ukur untuk membangun Indonesia lebih jaya nantinya.
Hanya itu setitik pengalaman yang kami rasakan. Mungkin ini adalah kebodohan saya, hanya dapat setitik pengalaman dari peristiwa ini dan sungguh bermakna dalam hidup kami. Saya bangga menjadi anak Indonesia, semoga nantinya saya dapat melaksanakan tugas saya dan merubah Indonesia menjadi negara yang di terpandang  oleh dunia, bukan sebelah mata akan tetapi dua mata dengan cahaya kekaguman tersirat diwajah mereka yang melihatnya.

Oleh Natasya Zuitshi Shima

LANTIK DI SELO RINGGIT

22.. 23.. 24.. 25... suara yang tiba-tiba ku dengar disela tidurku malam ini. Tak sempat memikirkan siapa yang berteriak sekencang itu, aku langsung berlari terbirit-birit ke sumber suara, ya tentu saja dengan nyawa yang masih belum menempati raganya. Ish ! kenapa aku terlalu terlelap malam ini sampai tak mendengar bunyi megaphone yang pastinya sudah terjadi sekitar beberapa menit yang lalu dan kenapa yang terdengar sudah pada hitungan ke 20 ke atas, jengkelku dalam hati.
Saat semua sudah berbaris, aku dan kawan-kawan tidak tau alasan kenapa dipanggil satu persatu dengan nada yang cepat pula, intinya aku dan kawan-kawan disini hanya mematuhi peraturan atau perkataan yang diucap oleh kakak kelas 12 atau pembinaku. Setelah beberapa anak sudah dipanggili lini giliran aku, dan aku terpilih menjadi anggota kelompok nomor 5. Setelah terbagi dengan siapa saja aku akan berkelompok, kami memilih salah satu dari kami untuk menjadi ketua kelompok, dan yang terpilih menjadi ketua untuk misi yang masih dalam posisi rahasia ini adalah Kak Aini. Setelah terbagi, kami semua disuruh mencari kompas yang sudah disembunyikan di daerah yang sudah ditentukan, walaupun kami telat menemukan kompas untuk keompokku tapi akhirnya ketemu juga. Setelah itu, untuk semua ketua kelompok dipanggil dan berkumpul untuk mendapatkan peta yang menunjukkan tempat amplop tanda jabatan per kelompok. Setelah mendapatkan peta tersebut, ketua kelompokku menunjukkannya kepada semua anggotanya agar kami bisa saling bekerja sama untuk memecahkan teka-teki dimana keberadaan sesuatu yang kami cari tersebut.
Dan peluit pun berbunyi, tanda untuk melakukan pencarian di mulai. Kak Nabila yang memegang kompas bergegas membidik sesuai arah yang ditentukan di peta, setelah menemukan lokasinya kami mulai menyusuri jalan-jalan yang ada disekitar lokasi ditunjukkan di peta, membuka mata lebih lebar agar lebih teliti namun tetap berhati-hati. Setelah beberapa menit, kami mendapatkan informasi bahwa satu per satu kelompok lain telah menemukan amplop kelompok mereka, dan sekarang aku sadar misi ini yaitu mencari amplop yang berisi tanda jabatan kelompok kami. Tapi kenapa kelompokku dan satu kelompok lain belum juga menemukannya, padahal kami telah menyusuri jalan yang telah ditentukan berkali-kali. Dan akhirnya waktu pencarian telah selesai, kelompokku dan satu kelompok lain masih belum menemukannya. Akhirnya kami diberi kesempatan waktu lagi untuk melakukan pencarian. Namun, sampai waktu yang telah ditentukan selesai kami lagi-lagi belum menemukan, akhirnya diberi kesempatan waktu lagi, dan itu berlangsung sampai 2 kali kesempatan. Dan akhirnya pada kesempatan yang terakhir, kelompokku bisa menemukan amplop yang kami cari-cari dari tadi. Namun satu kelompok temanku masih belum bisa menemukan, dan akhirnya kami semua ikut membantu untuk mencari amplop kelompok tersebut. Setelah beberapa menit mencari, akhirnya amplop kelompok tersebut dapat ditemukan. Alhamdulillah
Setelah kegiatan tersebut, aku dan kawan-kawanku melakukan sholat Subuh berjama’ah di sebuah Masjid yang terletak di depan rumah Pak Wagisan. Setelah selesai, aku dan kawan-kawanku kembali ke tempat perkemahan.
Setibanya di tempat perkemahan, kami beres-beres tenda dan merapikannya. Setelah itu kami makan bersama-sama. Kemudian kami bersiap untuk turun gunung dengan membawa barang bawaannya masing-masing dan membawa bendera wosem, dan setelah siap kami turun gunung ke rumah Pak Wagisan.
Cerah semburat menyinari barisan para pemimpi SCOUTNEMA di pelataran Pak Wagisan. Bersiap mengucap Sandi Ambalam untuk menyemangati jiwa dan pikiran. “SANDI AMBALAN”, ucap Kak Zainul. “Gajah Muda dan Tribuana Tungga Dewi. Tegak niat tebalkan semangat satu jiwa, satu rasa, satu raga bersama. Beratap asa berantai swadaya. Tanamkan dalam hati jiwa kebersamaan. Hai pemuda, janganlah engkau berpayung sendu, hapus warna kelabu, kejar mataharimu. Matahari hidup dan terang bercahaya. Ikat mataharimu dengan simpul-simpul kelabu. Jaya jayalah pramuka kita terpimpin Gajah Mada, tersokong Tribuna. Berbekal ruang tekad satu tujuan beribu harapan. Hidup tak dihormati atau mati tanpa arti”, ucapku dan kawan-kawan sambil memejamkan mata dengan kesungguhan hati.
Aku barisan terakhir dengan Kak Riska. Langkah demi langkah selalu ku sisipkan doa agar Engkau selalu melindungi kami dari awal hingga akhir. Amin Ya Rabb. Di perjalanan pertama kami berada jalan di bebatuan, kedua  jadi jalan yang miring, baru kali ini aku benar-benar mepet dengan jurang. Pengalaman yang tak terlupakan guys.
Kemudian kami jalan terus, naik turun bukit, kanan kiri jurang. Loncat sana loncat sini. Jadi disini itu benar-benar harus hati-hati. Disaat ngelakuin mendaki kayak gini. Kita harus berdoa kemudian yakin, dan yang terakhir berpikir positif. Kenapa harus berpikir positif? Karena jika kita berpikir negatif kita jadi tidak fokus dijalan dan malah mikir yang enggak-enggak. Dan bisa jadi kita tidak kuat untuk melakukan pendakian tersebut karena terlalu takut. Takut sih boleh tapi yang tidak boleh itu memperlihatkan ketakutan kita kepada orang lain, kenapa tidak boleh? karena dalam materi Mental Survival, jika kita memperlihatkan ketakutan kita kepada orang lain, mental orang lain tersebut menjadi turun. Jadi jika kita mulai takut, sibukkan diri kita agar lupa pada rasa takut tersebut. (Sekedar tips dari meteri yang pernah aku dapat).
Kemudian waktu aku udah nyampek diatas, aku cuma bisa bilang Masyaallah.. ini lukisan apa beneran?. Sungguh besar kuasa-Mu Ya Allah. Itu sangat menakjubkan karena baru pertama kali ini aku mendaki dan alhamdulillah bisa nyampek disini. Bentuk perjuangan guys.. Kemudian aku berjalan lagi dan berakhir di  daerah yang cukup luas untuk duduk bersama-sama.
Kemudian aku dan kawan-kawanku istirahat dan menunggu keputusan dimana tempat pelatikannya.
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, semua berbaris dan beberapa kawanku ada yang memegang bendera merah putih, sedangkan yang tidak kebagian memegang bendera merah putih akan memegang hasduk masing-masing.
Aku berada disamping karena tempatnya tidak cukup bila aku juga memegang bendera merah putih. “TRI SATYA. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. Menolong sesama hidup  dan iku serta membangun masyarakat. Menepti Dashadharma”, janjiku serentak dengan kawan-kawanku. Dan Masyaallah didepanku ada elang guys. Inginku memberitahu kawan-kawan tapi apa daya, acara ini memang benar-benar sakral. Ucapku kagum dalam hati, karena baru pertama kali ini aku melihat elang sesungguhya dan terbang dari atas menuju ke bawah, seakan menjadi saksi janjiku dan kawan-kawan. Sungguh besar kuasa-Mu Ya Rabb.. “SURAT KEPUTUSAN...” dibacakan oleh kak Devin selaku salah satu pembina. Deg-degan karena ini tandanya inti dari pelantikan ini.
Setelah selesai acara Lantik tersebut, aku dan kawan-kawan kelas 10 dan 11 kembali turun melawati kakak-kakak kelas 12 yang sedang bernyanyi mengiringi perjalanan, suasana itu benar-benar terharu. “Bukan bermaksud akan meninggalkanmu dek, tapi kini sudah kewajiban kami menyerahkan program ini kepada kalian. SCOUTNEMA harus tetap berjaya.” Mungkin kalimat itu yang rasanya ingin diutarakan kepadaku dan kawan-kawan yang lain, tapi tak sanggup dan akhirnya mereka menangis.
Duh,  jangan nangis kakak, aku nanti ikut nangis lohh ya..udah nyesek nih aku, ucapku di hati yang tak berani menatap satu persatu wajah mereka. Ada yang lucu nih guys, disaat yang haru biru kayak gini ada aja yang masih jatuh misal aku, tapi kalau aku nggak sampai jatuh duduk di bawah, aku cuma kepleset dikit hehehe, eh tapi kalau temenku ini sampai jatuh duduk di bawah loh guys, jadi ngebuat temen-temen ketawa.
Akhirnya, kami semua kembali ke rumah Pak Wagisan, setelah sampai di rumah Pak Wagisan kami bersih diri, sholat, makan. Setelah selesai semuanya, kami gotong toyong memasukkan barang-barang ke dalam mobil bak yang sudah disediakan. Setelah selesai, kami mengikuti acara santai yaitu sharing bersama temannya Kak Teguh (pembinaku juga) tentang keadaan alam. Selang beberapa menit mobil jemputan datang. Alhamdulillah..
Sekian.
Pelajaran yang bisa didapat dari pendakian kali ini yaitu BE POSITIF THINKING AND ALWAYS PRAY IN EACH OUR ACTION

Oleh INNA NUR AINI

THREE DAYS WITH SCOUT

PERKEMAHAN,itulah yang sering dilakukan oleh anak pramuka tidak lain seperti kami. Tepat pada tanggal 1 Januari-3 Januari 2016 kami melakukan perkemahan tepatnya di Wonosalam,Ds.Panglungan,Dsn.Mendiro,diawal tahun aku selalu mengikuti perkemahan dengan tema dan pelaksana yang berbeda dan kali ini aku mengikuti perkemahan yang diadakan oleh organisasiku yaitu pramuka. Perkemahan selalu sama menurutku (api unggun,tenda,bermalam) tapi ini lain kami berangkat tepat pkl 15.00 naik mobil sekolah kami,inilah yang paling mengesankan,dalam perjalanan kami bernyanyi,becanda,bersuka ria intinya begitu menyenangkan kami tak peduli seberapa keras suara dan keramaian yang kami buat sehingga orang yang ditepi jalanpun melihat kami. Selama perjalanan aku tak bisa membayangkan bagaimana nanti aku disana apakah aku benar-benar tidur di dalam tenda ditengah-tengah hutan yang begitu rimbun pepohonan.
Lega rasanya kami telah tiba ditempat,di dusun Mendiro tepatnya. Disana kami disambut oleh keluarga bapak wagisan yang begitu ramah,terlihat akrab dan bisa menerima kedatangan kami. Benar-benar melegakan bagiku karena jalan yg begitu berliku dan memuncak membuatku sedikit pusing dan merinding. Aaaaaa ..kami pun dipersilahkan untuk bersandar sejenak yang kami sebut dengan GAZEBO. Selang beberapa waktu ternyata pak wagisan mengeluarkan dan menunjukkan suatu benda yang membuat kita-kita sontak mengucapkan “Weeeeeee..” tak banyak orang yang seumuran pak wagisan bisa memakai dan bahkan ogah dengan benda seperti itu,bahkan ini pertama kalinya buatku melihat orang yang bisa dikatakan tua memegang benda seperti itu,cekrek sana cekrek sini itulah yang dilakukan pak wagisan dan aku? Aku benar-benar melongo melihat orang setua itu bisa melakukannya cukup terlihat mahir,yah ini bisa dikatakan keren,pak wagisan adalah orang yang sudah tua tapi keren,tahukah kalian benda apakah itu? Yah tak lain itu camera, benda yang kuimpikan sejak dulu,dulu,sangat dulu sampai sekarang tak kunjung kudapat juga..hihihi,oleh karena itu aku benar-benar melongo melihat pak wagisan sekeren itu bahkan teman sebayaku saja masih bertanya-tanya saat memainkan camera. Waaahhh ada apa dengan orang tua jaman sekarang,oh ya dan satu lagi bahkan tempat tinggal yang pak wagisan diami itu terlihat sangat pelosok sudah pasti tidak ada yang namanya wifi,warnet,dan sejenisnya,tapi masih ada orang tua yang masih mahir bermain camera,weh weh weh sungguh tak kusangka.
Di tempat yang kami namakan gazebo itu kak teguh Pembina kami juga memberikan yang namanya rapor untuk kegiatan kemah kali ini yang isinya beberapa target yang harus bisa kami capai,setelah dibagikan akupun langsung membacanya,waahhh sontak aku mengatakan dalam hati “waduh iso ta gak aku iki,kok akeh”. Setelah pembagian rapor kami pun disuruh untuk segera mengambil air wudlu dan bersujud ke maha kuasa,lalu kami berkumpul di gazebo lagi, beberapa waktu sebelumnya kak teguh juga membentuk kami dalam 3 kelompok dan aku? Aku masuk dalam kelompok terakhir yaitu 3 yang beranggotakan olip tok pokok e,bethari si gadis kalem,salsa,rizky trustha yang disebut kakak lemot hehe,kak fenny dan kak ditha berkharisma *eehhh…dan yang terakhir tak lain adalah diriku. Waktu sudah semakin petang kami diberi kebebasan sampai setelah isya’ dan kami juga disuruh ke penginapan kami,ini sangat aneh kukira kita akan  membangun tenda ditengah hutan yang begitu dingin suasananya,tapi ternyata tidak kamipun pergi ke tempat yang kami namai “kos-kos an”,lalu kami diantar menuju penginapan itu,rumah pertama untuk kelompok 1 mereka langsung bergegas masuk kedalam,dan kami kelompok 2 dan 3 terus melanjutkan perjalanan,waw ini sedikit berat dalam suasana yg dingin ini kami harus melalui jalan yg menanjak untuk menuju penginapan kami ditambah beban berat dipunggung kami,kami membawa segunung tas ya mau bagaimana lagi peralatan yang kami butuhkan sangatlah banyak,ditambah kami akan bermalam 3 hari di dusun ini . Rumah untuk kelompok 2 juga sudah mereka temukan,tanpa banyak kata lagi mereka bergegas masuk juga,dan aku? Haaaa aku dan kawanku yg lain masih meneruskan perjalanan,sontak aku dan kawanku mengatakan “hoooooo..kok adoh se pegel aku” okeh kami tak putus asa untuk melanjutkan perjalanan menuju penginapan kami,dan kamipun sampai pada tempat yang paling ujung dari kawan-kawan kami yg lain,huuu ini sungguh melegakan kamipun juga disambut oleh pemilik rumah,mereka begitu ramah terutama bapak sukar beliau benar-benar menyambut kedatangan kami dengan hangat,suasana semakin dingin kamipun dipersilahkan masuk dan mengistirahatkan badan di ruang yang lumayan hangat,perlu kalian ketahui biarpun kelompok kami berjalan begitu jauh dari kelompok lain dan membutuhkan sedikit perjuangan untuk sampai ketempat ini,tapi ini tidaklah sia-sia bagi kami kenapa?karena tempatnya begitu strategis dekat dengan mushola,dekat warung juga,dan rumahya juga tampak rapi dan bersih sehingga kami juga nyaman.
Waktu sudah semakin larut,kamipun segera bergegas berkumpul di gazebo sesuai waktu setelah isya’. Ya digazebo kak teguh menunjukan video yang berisi motivasi dan hal lain sebagainya,salah satu dari video itu adalah dimana seorang mahasiswa  yang berhasil mewujudkan cita-cita yang pernah ia tulis,jujur aku juga mengalaminya hal yang pernah aku impikan lalu kutulis disebuah buku usang,dan kini satu persatu apa yang kutulis dan yg kuinginkan dibuku itu mulai terwujud. Ssstt..jangan bilang siapa-siapa ya,hehe. Haaaaa hari benar-benar makin larut temanku pun ada yang sudah tak kuat membuka matanya dan mukanya..haha mukanya begitu lucu sehingga membuatku terkekeh. Tapi kami masih belum bisa kembali karena pembicaraan kak teguh belum juga selesai. Hingga…tepat pukul 23.30 kami diperbolehkan kembali ke tempat penginapan,eiitt tapi sebelumnya ada satu syarat yang harus kami lakukan yaitu menulis tentang apa yang kami rasakan saat berada di mendiro dalam selembar kertas,yahh kami menulisnya dengan mata yang berat jadi mungkin pikiran kami sedikit melayang saat menulisnya.
Hari ini hari kedua, pagi-pagi sekali kelompok ku selalu bangun tepat pukul 3 dan bergegas untuk segera mandi,waaahhh beku rasanya saat membayangkan mandi ditengah suasana yang begitu dingin dan pagi-pagi sekali,tapi faktanya? Itu tidak seperti yang aku bayangkan rasanya biasa saja justru malah terasa segar dan pegal-pegal ditubuh pun hilang,bagaikan obat  ya.
Mentari telah menunjukkan tanda-tanda akan kemunculannya,sebelum munculnya mentari  yang begitu hangat menyapa seluruh dunia kami setelah melakukan sholat subuh akan diajak ke suatu tempat yang dimana tempat tersebut katanya disebut GOODVIEW.
*kelompok 2 dan kelompok 3 pov
“sangga putri masuk” suara kak zainul begitu terdengar jelas di HT,ya ketua Dewan Ambalan kami. Salah seorang kawanku yg membawa HT pun menyahuti nya,dan terdengar lagi
“segera mempersiapkan diri,kita akan menuju goodview”
“tapi ini belum makan kak,beri waktu buat makan”
“matahari keburu muncul,kita ngejar goodview nya”
Sontak kita semua shock karena kita sudah menyiapkan hidangan makanan untuk sarapan dan beberapa orang waktu itu ada yg belum membersihkan diri sebut saja mereka kak mubasyiroh dan riski salamah,wahh kami semua benar-benar bingung dengan keadaan lalu? Harus bagaimana sekarang? Kak basyiroh dan riski salamah pun segera meloncat ke kamar mandi dan kami pun mengatakan “cepetan yo adus e ojo suwe-suwe selak budal” termasuk aku pun juga salah satu dari mereka,yang lain pun mempersiapkan diri untuk segera berangkat,kami sempoyongan dan bagai anak kos yang telat kuliah ,haha… ada yang kesan kemari,semua mondar mandir tak karuan karena tergopoh-gopoh,berhubung dikatakan goodview kami semua tak lupa membawa alat untuk mengabadikan moment ini yaitu handphone,dan salah satu dari kami pun juga ada yg membawa tongsis. Okeh kak basyiroh dan riski salamah pun selesai dengan cepat segeralah kami turun bersama-sama untuk menuju pos,tak disangka ternyata kami kelompok 2 dan kelompok 3 sudah ditunggu,okeh kita berbaris dan berangkat..selama perjalanan menuju goodview kami bernyanyi dan berjalan dengan penuh keceriaan,tak kurasa kami pun sampai ditempat..aku pun maju-maju menuju tempat yang bisa membebaskan pandanganku kesegala arah.. subhannallah inikah yang dinamakan goodview,wuahh ini benar-benar keren tuhan menciptakan dengan sesempurna mungkin,ditambah mentari belum muncul dari tempat persembunyiannya dan kami masih bisa menikmati pemandangan yg dikatakan SUNRISE,subhannallah benar-benar indah ciptaan mu tuhan,tanpa basa basi lebih lama kami semua mengeluarkan phone dan tongsis masing-masing berfoto sana sini cekrek sana sini monyong sana sini bergaya sana sini sepuas kami,termasuk aku,akupun juga tak mau kalah aku juga berselfi dan berfoto sesuka hatiku..ini benar-benar moment yang harus diabadikan. Okeh mentari telah menampakkan sinar dan senyum hangatnya kami pun bergegas kembali ke pos,kami diperbolehkan kembali ke kos-kos an untuk sarapan,merapikan tas kami,bersih-bersih rumah pemilik dan berpamitan mungkin ini waktu terkahir kami bersama pemilik rumah..okeh kamipun menjalankan perintah.
Setelahnya kami berkumpul di kos kelompok 2 karena kami akan pergi kesuatu tempat menuju mata air,kamipun bergegas untuk pergi karena takut kesiangan..jalan penuh dengan liku-liku dan begitu memuncak dan ini menguras tenaga ditambah kami harus membawa tas yang berisikan barang-barang kami..oh god ini melelahkan,beberapa kali kami berhenti di pos-pos untuk istirahat sejenak beberapa tempat kami juga berhenti di aliran mata air. Yeeyy kamipun sampai ditempatnya,ditengah-tengah hutan yang begitu sunyi tanpa ada makhluk lain selain kami,hehehe. Kami semua duduk dipinggiran mata air dan seperti biasa kak teguhmenceritakan,menjelaskan dan memberi motivasi..beberapa waktu lamanya akhirnya pembicarapum berganti ke pak wagisan si orang tua yang keren itu,pak wagisan menceritakan tentang hutan itu,mata air sampai pohon yang harus ditanam dan masih banyak lagi,setelah selesai kami pun diberi tantangan oleh kak teguh yaitu mendirikan tenda berjarak 20 m dari kelompok lain.awalnya kelompokku sudah mendapatkan tempat yg nyaman lalu ada kelompok lain disekitar kami yang jaraknya dekat,okeh kita pun beralih dan ternyata itu masih terlalu dekat dengan kelompok lain pada akhirnya kami kelompok 3 pindah mencari tempat yang lebih jauh lagi,yg suasana nya begitu dingin,mata bebas menatap kemanapun ,dan kami juga bernafas dengan bebas..yahh ini tempat yang bagus untuk kami,beberapa waktu kami harus menyelesaikan tugas yang tiada hentinya setiap hari,tubuh ini tidak pernah kemana-mana selain di sekolah,dirumah..mata ini tak bisa melihat dengan lepas,hanya terfokus kepada buku buku dan buku,dan kini saatnya kami melepaskan penglihatan dengan alam yang hijau,raga ini akan menyatu dengan alam. Setelah kami melakukan sholat dhuhur kami akan diajak repling..no ini bukan repling namanya lebih pantas disebut spider-wave kami semua mencoba satu persatu secara bergantian,bahkan kakak kelas 11 pun disuruh mengalah untuk adek kelas 10 nya,sambil menunggu giliran kami semua berfoto foto..buseettt foto-foto terus,karena ini pemandangan dan moment yang sangat bagus untuk diabadikan sehingga kami semua tak mau ketinggalan untuk mencekrek diri masing-masing. Kini tiba giliranku,uwahhh aku begitu yakin aku bisa alat sudah terpasang dan aku siaap bermain, “mulai” akupun langsung memanjat,kupanjat semampu yang aku bisa dan meraih tali-tali diatas sewajarnya tanganku meraih,huuftt ternyata ini melelahkan juga,aku terhenti sebelum sampai keujung tanganku sedikit pegal,okeh akupun melanjutkan panjatanku,hingga hampir sampai diatas ..WUUAAHHH aku benar-benar merinding,aku sangat takut dengan yang namanya ketinggian..dan akupun mengucapkan “lohh yok opo iki,mas depin yok opo iki” huwa..kakiku terasa kaku dan merinding ku mencoba memberanikan diri,dan dari kejauhan kumelihat kak teguh mengatakan “gapapa,gapapa iya terus lanjutkan” akupun benar-benar memberanikan diriku,kaki ku kugerakkan secara perlahan,tangan ku benar-benar erat memegang selonjor bamboo,aku benar-benar sangat merinding,huuuhh akhirnya bisa juga,yeeyyy bisa..wait!!tapi kenapa rasanya jadi pengen lagi,hehe..ah sudahlah lain waktu juga bisa.
Waktu berputar begitu cepat,kami pun disuruh kak teguh untuk mengemasi tenda kami,yahhhh kukira kami akan bermalam disini tapi ternyata tidak okeh kami pun mengemasi barang-barang dan tenda kami,selanjutnya kami kembali ke pedesaan. Kami beristirahat sejenak sambil mengambil air wudlu untuk sholat setelah semuanya selesai kukira tidak ada kegiatan lagi ternyata? Kami akan diajak menuju air terjun katanya,wuahhh ini membuatku senang,aku paling suka saat melihat air terjun ini benar-benar “COOCOKK TAUUK” yeay kamipun berjalan bersama menuju tempat,ini cukup jauh hingga kami sampai dijalan yang berundak dan jika tidak hati-hati kami semua tergelincir,wo wo wo..ini membuatku merinding dan deg-deg an sama seperti sebelumnya aku takut akan ketinggian,ya bagaimana tidak takut disebelah kiri ada jurang yg sangat curam,kanan ku hanya pepohonan yg akarnya jika dibuat untuk berpegang tidak sebegitu kuat,kamipun berjalan dengan hati-hati dan pelan begitu pula denganku,hiiii merinding sumpah. Sampai akhirnya kakiku terasa tak kuat lagi karena sudah gemetaran takut terpeleset,aku butuh pegangan..haha ternyata ada afkar tanpa berkata banyak akupun meraih bajunya dan berpegangan..haaa sedikit lega rasanya. Beberapa menit lamanya kami melintasi jalan yang berundak,licin dan panjang akhirnya kamipun sampai juga ditempat. Woahhh air terjuuunnn,kami hanya diberi waktu sedikit untuk menikmati air terjun itu karena takut kemalaman saat kembali ke pedesaan,teett waktu habis kamipun segera kembali ke pedesaan..haduuhhh melintasi jalan itu lagi yah yah yah baiklah mau bagaimana lagi itulah cara satu-satunya untuk kembali ke penginapan kami. Wait penginapan? Yah kak teguh menyuruh kami untuk kembali ke kos-kos an kami masing-masing..omaigat kami kelompok 3 begitu shock bagaimana cara kami kembali kami begitu sungkan dan sangat malu karena kami tadi sudah berpamitan dan mengucapkan selamat tinggal,dan tiba-tiba kami disuruh balik? Omaigat omaigat omaigat sumpah nggak kebayang. Haaaa kamipun sampai di pedesaan dan seperti yg dikatakan kak teguh sebelumnya kami disuruh kembali ke kos-kos an masing-masing,aku dan kawanku pun memberanikan diri untuk kembali kerumah tersebut karena tidak ada cara lain lagi,baju kami sudah kotor kami butuh membersihkan diri dan lain-lain. Untunglah saat kami tiba dirumah kos pak sukar dan istrinya menyambut kami dengan senyuman hangat,waahhh mereka begitu paham dengan keadaan kami,sehingga kami tak terlalu malu dan sungkan untuk kembali kerumah tersebut. Masing-masing membersihkan diri begitu pula denganku,kucuci sepatuku yang begitu kotor karena terkena lumpur saat berjalan ke air terjun,dan hal lain. Setelah isya’ kami mendapatkan informasi untuk segera merapat di gazebo lagi untuk mengerjakan rapor kami masing-masing. Semua kawanku sibuk dengan rapornya masing-masing,aku memandang satu persatu wajah mereka dengan mata kantuk sampai kira-kira pukul 10 kami disuruh kembali ke kos-kos an saat kami semua sudah makan makanan masakannya ala kak uda dan kak iik,,hmmm begitu nikmat memang masakannya tak heran jika kak teguh selalu menyuruh mereka menyiapkan makanan karena mereka bisa memperkirakan bagaimana makanannya,pantaskah. Bahkan terkadang mereka sendiri tak dapat makanan sebegitu nikmatnya saat kami makan. Terimakasih ya kak. Okeh kami semua kembali ke kos-kos an kami begitu juga kelompok 3,sabar ya kelompok 3 ini hari terakhir buat kalian hehe,biarpun begitu karena kami sering melewatinya tiap hari ini tak terasa begitu berat karena sudah biasa. Kami membasuh kaki secara bergantian sebelum masuk kerumah, DUUUAARRR petir menyambar-nyambar sehingga mmebuat kami sedikit takut dan ingin segera masuk rumah,saat kami akan membuka pintu “TAP” listrik pun padam,kami tak bisa melihat apa-apa dan kawan-kawanku pun hampir berteriak bersama karena kaget,bagaimana tidak suasana begitu sunyi karena sudah pukul 22.00 semua warga pun juga sudah terlelap,tiba-tiba? Petir menyambar,hujan langsung turun dengan derasnya,ditambah listrik pun padam. Sebelum mereka berteriak akupun memotongnya “sssstttt tenang-tenang tetap ditempat aku bawa senter,sek suutt ojo rame,engko bayi e tangi” senter pun kuraih dari tasku dan kunyalakan saat aku hendak membuka pintu pak sukar pun membuka nya duluan dengan seberkas cahaya pak sukar menenangkan kami,kami semua pun masuk “DUARRR..WUUSSHHH” petir yang menggelegar dan hujan pun turun begitu deras hatiku terasa tak tenang,”tap” listrik kembali menyala kamipun menata bantal kami lalu pergi untuk merajut mimpi biarpun diluar hujan begitu deras dan petir menyambar-nyambar dan kami tidur dengan alas yang begitu tipis,dan itu cukup dingin..tapi tak apa,kami mencoba memejamkan mata dengan baik karena esok pagi-pagi banget katanya kami akan pulang. Huuuu akhirnya ini menjadi hari yang terakhir,ingin rasanya kumenceritakan ke ibuku apa yang kulalui di desa yang tak cukup luas ini.
Keesokannya..sama seperti hari-hari sebelumnya kelompokku bangun pukul 3 dan  bergantian untuk ke kamar mandi,sampai setelah sholat subuh kami berkumpul di gazebo dan terjadilah pengumpulan rapor,setelah itu kamipun melakukan upacara penutupan dan berpamitan kepada warga sekitar. Okehhh perjalanan pulang,aku hanya tidur sampai tiba disekolah ,hehe entahlah apa yang membuatku begitu ngantuk dan tak kuat lagi berbicara dengan kawanku,hehe. Sungguh perkemahan 3 hari yang mengesankan,sesuai dengan apa yang kutulis saat digazebo malam-malam ku menulis “aku harap 3 hari ini menjadi 3 hari yang mengesankan”
*Sebenarnya cerita di mendiro begitu menarik untuk diceritakan tapi entahlah aku tak bisa menyusun kata-kata yang menarik sehingga membuat pembaca sedikit garing membaca ceritaku,maafkan.*
Mengambil cucian kerumah desi,cukup sekian dan terimakasih.
Nb:ditunggu yah..bagian kedua

***END***

Oleh : Faradilah Trixie Agrilya

KEMAH YANG MENYENANGKAN

    Mentari telah datang untuk menggapai sinarnya. Hari itu aku sangat senang sekali. Tepat pada hari sabtu tanggal 17 september 2016 pukul sepuluh pagi aku berada di sekolahku tercinta SMA Negeri Mojoagung (SMANEMA) dalam rangka kegiatan pelantikan pramuka atau Dewan Ambalan. Kegiatan ini diwajibkan bagi kelas 10 dan kelas 11 . Kegiatan ini dimulai dari check in. Pada saat check in kita disuruh untuk mengucapkan Dasa dharma Pramuka .Setelah itu aku dan teman-temanku langsung masuk ke dalam mobil untuk menuju perjalanan ke Mendiro Wonosalam. Perjalanannya sangat menyenangkan sekali karena disekitar jalan  kita bisa melihat pemandangan yang begitu indah dan alamnya masih asri sekali.
    Setelah sampai disana kami segera membangun tenda yang telah disiapkan dan hanya diberi waktu tujuh menit saja. Setelah tenda berdiri adzan ashar terdengar. Kami langsung disuruh mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah sholat ashar . Untuk sholat saja kita harus naik turun bukit dengan jalan yang tidak bisa dibayangkan . Sehabis itu kami kembali ke area perkemahan untuk memasukkan barang yang berada diluar ke dalam tenda masing-masing peserta. Setelah itu kami diberi waktu untuk istirahat sampai adzan maghrib berkumandang. Sehabis sholat maghrib kita disuruh untuk membaca kitab suci sampai isyak.
        Sehabis sholat isyak kami langsung diberi materi tentang packing menggunakan tas carrier oleh Kak Bilqis. Tas carrier yang semulanya pertama kita bawa sangatlah berat dan setelah kita diajari materi packing , tasnya terasa jauh lebih ringan. Setelah diberi materi packing kita juga diberi materi tentang survival. Kita benar-benar diajarkan bagaimana cara membuat api jika tidak ada korek api dan kita juga diajarkan bagaimana cara bertahan hidup di alam. Setelah diberi materi jam menunjukkan pukul 24.00 malam. Kita disuruh untuk melakukan sholat sunnah malam. Setelah melakukan sholat kita disuruh untuk tidur.

         Waktu itu tepat pukul 03.00 pagi kami disuruh bangun oleh para kakak-kakak senior untuk mencari pin tanda jabatan dengan hanya berbekal head lamp , kompas dan peta. Waktu itu aku dan kelompok ku kesulitan untuk mencari karena tempatnya yang gelap dan banyak ditumbuhi rumput dan berbagai ilalang. Tapi aku dan kelompok ku tetap semangat dan tidak pantang menyerah untuk mencari dan medapatkan pin tanda jabatan itu. Setelah cukup lama mencari dan akhirnya aku dan kelompok ku bisa menemukan pin itu. Setelah cukup lama untuk mencari pin , kami segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan ibadah sholat subuh berjamaah.
         Di pagi harinya setelah sarapan pagi , kami langsung berkemas dan membongkar tenda , setelah itu kami langsung menuju ke rumah Pak Wagisan untuk meletakkan tas carrier kami. Setelah itu kami langsung melakukan perjalanan pendaki an menuju puncak Mendiro atau lebih tepatnya adalah sela ringgit . Perjalanan dari rumah Pak Wagisan menuju ke sela ringgit tak bisa dibayangkan sama sekali. Kita harus berjuang melewati jalan yang sangat terjal dan dekat dengan jurang yang sangat curam. Meskipun begitu kami tidak putus asa dan saling menyemangati antara satu dengan yang lainnya. Meskipun begitu perjuangan kami tidak sia-sia , setelah mencapai puncak sela ringgit betapa menakjubkan sekali pemandangan alam ciptakan Tuhan ini. Aku begitu menikmati sekali pemandangan itu. Selain mendaki di puncak sela ringgit kita juga melakukan pelantikan Dewan Ambalan di puncak tersebut.
      . Setelah pelantikan selesai kami segera pulang melewati jalan yang sangatlah terjal . Kami hampir saja terpeleset karena jalannya yang begitu curam . Setelah itu Kami berkumpul di rumah Pak Wagisan untuk menunggu mobil jemputan sekolah. Sembari nunggu mobil jemputan melakukan sholat dhuhur terlebih dahulu  dan makan siang terlebih dahulu . Sebelum pulang kami packing terlebih dahulu dan melakukan upacara penutupan pelantikan.

Helvina

Teruntuk almamater dan organisasiku

Nama besarmu adalah amanah bagi kami
Disini kami hadir
Kami menggali yang terpendam
Merangkai yang tercecer
Menyusun yang terbengkalai
Merawat yang dianggap remeh
Dan menyuguhkan yang terbaik

Almamater dan organisasiku..
Kau salah satu alasan bagi kami
Untuk mengorbankan pikiran, waktu,tenaga dan perasaan.
Kau lah yang mampu membuat kami bangkit
Setelah kesekian kalinya jatuh.
Kau lah yang menjadi kekuatan kami untk mengabdi

Almamater dan organisasiku..
Darimu kami terlahir berjiwa tangguh
Kami terlahir berobsesi besar.
Obsesi untuk merealisasikan impian kami.
Darimu kami membawa bekal untuk masa depan kami.

Jazakumullah..
Smanema dan scoutnemaku

(Amalia, 2017)

 
biz.